Senin, 03 September 2012

menjadikan motivasi

Ice Cream Attack, Belajar Dari Superman Is Dead

Jum'at, 03 Agustus 2012 08:21 | 

Superman Is Dead


Kapanlagi.com - Sebagai band pendatang baru, Ice Cream Attack masih harus bekerja keras untuk memperkenalkan musik yang mereka pilih di tengah-tengah serbuan boyband dan girlband. Band yang digawangi Yudi 'Partanx' Septian (bas), Rika Yuniorika (vokal), Ida Bagus Gede Krisnayana (drum), dan Bagus Kusuma Hendra (gitar) ini justru termotivasi untuk bisa eksis. Untuk bisa sukses, para personel Ice Cream Attack punya tips, yaitu percaya diri dan konsisten. Dan tak lupa, selalu belajar dari band-band yang memotivasi mereka.
"Percaya diri, konsisten di segi musikalitas, belajar dari band-band senior. Saling mengingatkan dan mengerti satu sama lain," kata Hendra di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (1/8).
"Kami melihat pengalaman SID (Superman Is Dead) yang berjuang dari nol. Rika, White Shoes and The Couple Company. Gue ngefans sama Dewa Budjana," ujar Hendra.
Perjuangan band yang mengusung genre dance rock ini untuk bisa mendapatkan record label tidaklah gampang. Setelah mengalami penolakan, akhirnya Maharrecords yang menyambut baik. Ice Cream Attack pun berbangga memperkenalkan single mereka yang berjudul Datang dan Kembali.
Membawakan single tersebut di program DAHSYAT, Ice Cream Attack mengaku gugup. "Seru banget bisa nongol di DAHSYAT. Suasananya juga menyenangkan. Enjoy aja. Tapi sempat nervous dikit. Begitu manggung ya seru aja jadinya. Nggak ada beban," ucap Hendra. (kpl/hen/rea)

new posting

Terbaru  16 Maret 2012 - 17:16 WIB
SID
Album format vinyl Superman Is Dead berisi delapan lagu terbaik dan hanya dijual seribu keping.
Tidak banyak musisi atau band di Indonesia yang berani merilis album dalam format vinyl atau piringan hitam di masa sekarang.
Faktor penjualan fisik album yang melorot akibat maraknya pembajakan, kebanyakan musisi Indonesia memilih untuk melepas single dan memasarkannya lewat nada dering pribadi.
Selain itu format piringan hitam juga dianggap sudah ketinggalan jaman dan tidak banyak orang yang memiliki perangkat pemutar cakram vinyl.
Tetapi bagi Superman Is Dead, S.I.D sebuah band asal Bali hal itu bukan menjadi halangan. Di usianya yang ke 17 tahun, band yang terdiri dari Bobby Kool, Eka Rock dan Jerinx ini justru nekat merilis album dalam format vinyl.
Jerinx, drummer S.I.D, saat dihubungi BBC mengatakan bahwa album vinyl ini sebagai persembahan yang berbeda dari arus utama industri musik Indonesia dan dijual secara terbatas.
''Daripada kita bikin album the best of dalam bentuk CD, which is very biasa banget di Indonesia, kalau rilis album formatnya CD, kenapa kita tidak merilis album the best formatnya vinyl, dan diproduksi cuma seribu,'' kata Jerinx.
Jerinx mengaku beruntung ide pembuatan album vinyl ini didukung oleh Sony Music Indonesia selaku perusahaan rekaman yang menaungi mereka.
''Label kita Sony, mungkin mereka lagi gila ... Jadi sebenarnya pertama kali ide ini diajukan, kita sebenarnya tidak begitu yakin akan diterima, karena idenya diluar kecenderungan bisnis di Indonesia.''
''Mungkin mereka - Sony - juga punya prediksi akan tren lagi kedepan, kita cuma mengajukan ide kalau Sony tidak bisa merealisasikan maka kami tidak terlalu ngotot karena itu proyek idealis''.
Album vinyl S.I.D yang diberi judul The Early Years, Blood, Sweat and Tears ini berisi delapan lagu terbaik Superman Is Dead sepanjang tahun 1997 hingga 2009. Diantaranya adalah Kuta Rock City, Bukan Pahlawan dan Old World.

Buku sejarah

"Pertama kali ide ini diajukan, kita sebenarnya tidak begitu yakin akan diterima, karena idenya diluar kecenderungan bisnis di Indonesia."
Meski tidak ada aransemen ulang dalam album vinyl ini, tetapi dengan format piringan hitam saja sudah bisa menjadi pembeda kata Jerinx.
''S.I.D dari dulu memang dikenal senang hal yang tidak ikut arus utama, berbeda, berkarakter dan ada sentuhan vintage''.
Jerinx menambahkan kalau dirinya memang lebih suka suara yang dikeluarkan piringan hitam, ''pengennya sih semua album kita terdengar seperti keluar dari cakram vinyl, karena lebih tebal, lebih hangat suaranya. Kemarin kita pas dengar album ini beda, lebih berkarisma, kesan kunonya lebih dapat''.
Selain itu, kemasan album ini juga dilengkapi dengan buku 3 dimensi yang berisi rangkaian foto sejarah perjalanan Superman Is Dead sejak pertama dibentuk tahun 1995.
''Isinya foto kita dari awalnya jelek, jadi ganteng, sampai jelek lagi ...'' canda Jerinx.
Jerinx menambahkan bahwa kumpulan foto tersebut seperti buku sejarah yang menceritakan karir Superman Is Dead.
Hingga saat ini animo pembeli disebut Jerink cukup baik dengan ratusan orang yang memesannya.
''Ada yang bukan penggemar S.I.D tetapi ikut memesan karena dia kolektor piringan hitam,'' ucap Jerinx yang mengakui bahwa album piringan hitam ini juga ditujukan bagi para kolektor vinyl di Indonesia.

Tetap di Bali

Superman Is Dead
Sejak awal berdiri S.I.D tidak pernah mau pindah ke Jakarta seperti sejumlah band lainnya.
Superman Is Dead merupakan band punk rock asal Bali yang merilis tiga album pertama - Case 15, Superman is Dead, dan Bad Bad Bad - secara independen sebelum akhirnya dikontrak Sony BMG tahun 2003.
Bersama Sony, S.I.D telah merilis album empat album, Kuta Rock City (2003), The Hangover Decade (2005), Black Market Love (2006) dan Angels & the Outsiders (2009).
Pada tahun 2003 S.I.D berhasil meraih penghargaan Artist Pendatang Baru Terbaik di MTV Awards dan Anugerah Musik Indonesia, AMI Awards. Mereka juga mendapat nominasi Album Rock Terbaik pada penghargaan AMI Awards 2006.
Superman Is Dead juga menjadi salah satu dari sedikit band Indonesia yang bisa tour di Australia selama 33 hari di delapan kota, dan di Amerika Serikat, S.I.D menggelar 16 pertunjukan di 16 kota.
Meski mereguk sukses di jalur indie dan arus utama industri musik Indonesia, tetapi S.I.D mengaku enggan untuk hijrah ke Jakarta.
''Jangan pindah ke Jakarta, yang menjadikan S.I.D adalah Bali,'' kata Jerinx ketika ditanya rahasia kesuksesan Superman Is Dead.
''Kalau kita pindah ke sana (Jakarta) otomatis akan jadi band industrialis nanti, karena tinggal di ibukota mengejar karir segala macam.''
''Banyak yang menyarankan untuk pindah ke sana, tidak tahu juga karena tidak pernah coba, bisa jadi kalau pindah kesana bisa empat kali lebih besar dari sekarang, atau mungkin mati.''
''Apa yang membuat S.I.D seperti sekarang karena kami tinggal di pulau, Bali,'' tegas Jerinx.
Secara bergurau Jerinx mengaku harus 'baku hantam' untuk bisa mempertahankan idealisme meski berada di naungan major label.
Selain merilis album vinyl, S.I.D juga ikut serta dalam kompilasi lagu anak karya A.T. Mahmud dengan membawakan lagu Aku Anak Indonesia.